Meskipun gejala itu masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, tetapi gejala ini adalah faktor resiko terbesar daripada faktor2 lain.
"Fibrilasi atrium(atau detak jantung tidak teratur) adalah salah satu faktor terbesar terjadinya stroke iskemik dan juga penderita Fibrilasi atrium mempunyai resiko stroke 6x lipat lebih besar dibandingkan gejala2 lain," ungkap Dr. Yoga Yuniadi, pada saat diskusi untuk memperingati Hari Stroke Sedunia yang berlokasi di Jakarta.
Faktor2 utama yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko stroke yaitu kebanyakan merokok, kurangnya melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, hipertensi, diabetes, dan fibrilasi atrium.
Menurut data, serangan jantung dan stroke adalah penyebab kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular. Dan juga diperkirakan setiap 1 orang di dunia meninggal setiap 6 detik, bahkan hampir 6 juta manusia meninggal pertahunnya sebab penyakit ini.
Selain itu, kebanyakan para penderita yang selamat dari penyakit stroke biasanya akan menderita kecacatan fisik, yang dapat menimbulkan penurunan kualitas hidup mereka, dan juga kehidupan keluarganya.
Oleh karena itu, para masyarakat disarankan untuk mewaspadai Fibrilasi atrium(detak jantung tidak teratur), karena yang ditakutkan adalah dampak dari gejala ini bisa lebih parah dibandingan dengan faktor gejala2 lainya.
"Penyakit stroke yang ditimbulkan karena gejala fibrilasi atrium ini umumnya lebih berbahaya, dan akibat dampak yang ditimbulkan pun akan lebih buruk, perawatannya pun jauh lebih lama bila dibandingkan dengan para penderita stroke yang tidak memiliki fibrilasi atrium," tegas Yoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar